Senin, 13 Juni 2011

PROPOSAL PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Tentang Pendidikan dan Pelatihan Pamong Belajar dalam Usaha Mengurangi Anak Putus Sekolah

PROPOSAL
PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pamong Belajar dalam Usaha Mengurangi Anak Putus Sekolah







Oleh :
SHERLY
01286/2008



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
A. Latar Belakang
Pencanangan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun oleh pemerintah sejak tahun 1994 belum menunjukkan keberhasilan jika dilihat dari angka siswa yang putus sekolah di semua tingkatan. Keterbatasan kemampuan sebagian masyarakat mengelola pendidikan tampak dari masih relatif tingginya angka putus sekolah. Di tingkat pendidikan dasar, putus sekolah masih menjadi ”momok” upaya penuntasan wajib belajar sembilan tahun.
Angka putus sekolah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia empat tahun terakhir masih di atas satu juta siswa per tahun. Dari jumlah itu, sebagian besar (80 persen) adalah mereka yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP).
Hasil studi tentang pekerja anak yang dilakukan di lima wilayah Indonesia yaitu Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, dan Papua Barat menunjukkan bahwa anak-anak usia 9-15 tahun terlibat berbagai jenis pekerjaan yang berakibat buruk terhadap kesehatan fisik, mental, dan seksual. Awalnya pekerja anak tersebut hanya untuk membantu perekonomian orangtua, tetapi lama kelamaan banyak anak yang terjebak sebagai pekerja permanen. Mereka akhirnya menikmati hasil pendapatan dan berakibat anak lebih sering bolos sekolah dan kemudian drop out.
Selain itu, krisis ekonomi yang berkepanjangan menjadikan orangtua mengutamakan anak laki-laki dari pada anak perempuan untuk bersekolah. Akibatnya, memperbanyak anak perempuan tidak bersekolah, buta huruf atau drop out di pendidikan dasar. Selanjutnya mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh tani dan kebun, buruh serabutan dan ada yang terlibat prostitusi.
Hal tersebut membuat anak bekerja dalam berbagai pekerjaan mulai dari pemulung, penjual koran, petugas parkir liar, pemilah sampah TPA, buruh petani dan perkebunan, pengemis, pembantu rumah tangga, pelayan toko dan restoran, pendorong gerobak di pelabuhan dan pasar, penjual platik di pasar, kuli angkut, penyelam mutiara dan ikan teripang di laut tanpa peralatan, kernet, nelayan, buruh bangunan, penjual sayur, dan menyemir.

Berdasarkan temuan tersebut, PGRI mendesak agar pemerintah, pemda, dan departemen terkait untuk melakukan tindakan nyata agar anak-anak dilindungi dan diwajibkan untuk sekolah. Selama ini wajib belajar hanya imbauan dan tidak diwajibkan.
Selain itu, pemerintah mengalokasikan 20 persen APBN dan APBD untuk pendidikan serta mengentaskan wajib belajar 12 tahun secara merata dan bermutu. Kalangan pengusaha, pengrajin, dan orangtua untuk tidak mempekerjakan anak berusia di bawah 15 tahun.
Orang tua, lanjutnya, harus memberikan kesempatan yang sama dan tidak membeda-bedakan antara hak anak laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses pendidikan. Selain itu, para pengambil keputusan bidang pendidikan, kepala sekolah, pengawas, dan para guru untuk menekankan pentingnya pembelajaran yang menarik, menyenangkan, inspiratif.
Selanjutnya pemerintah telah membagi jalur pendidikan menjadi tiga, Pendidikan Non Formal, Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal, jika ada anak yang tidak bisa meneruskan pendidikannya di pendidikan formal, maka orang-orang yang bertanggung jawab di dunia Pendidikan Non Formal pun memiliki andil untuk dapat terus memotivasi serta membelajarkan warga belajar agar mau tetap belajar, hal ini menjadi tanggung jawab pamong belajar selaku motivator dalam pendidikan non formal
Untuk itu, rasanya tidak terlalu muluk, jika diadakan pendidikan dan pelatihan untuk para pamong belajar, agar dapat terus meningkatkan kualitasnya sebagai motivator, fasilitator di dunia luar sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas dapat di simpulkan rumusan masalah yaitu
a. Masih banyaknya anak-anak usia sekolah yang mengalami putus sekolah sehingga membuat mereka harus bekerja di usia muda.
b. Masih banyak anak-anak usia sekolah yang belum bisa menyelesaikan sekolahnya
sampai perguruan tinggi.
c. Menanggulangi anak-anak yang putus sekolah juga merupakan tugas dan tanggung jawab semua pihak.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pada diklat ini adalah untuk mempersiapkan pamong belajar yang cakap dalam memotivasi dan membelajarkan warga belajar sehingga anak-anak usia sekolah yang putus sekolah dapat kembali mengecap pendidikan, sehingga secara tidak langsung dapat mengatasi masalah yang telah menjadi momok dan PR pemerintah dalam hal menangani masalah putus sekolah.

D. Organisasi Penyelenggaraan Diklat
1. Kegiatan Diklat
Nama Diklat : Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pamong Belajar Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Diklat : Diklat Administrasi dan Diklat Teknis

2. Kepanitiaan Diklat
Penanggung jawab : Drs. Refaldi, MM
: Drs. Erwin M. M.Ed
Ketua Pelaksana : Dra. Sherly, M.Pd
Sekretaris : Drs. Retno Pratama, M.Pd
Koor Bidang adminidtrasi : Anggiarici Oktaria, S.Pd
Anggota : Kurniawan Prima, S.Ag
: Vera Permana Sari, S.Pd
Koor Bidang Perlengkapan : Fadly Ramadhan, S.E
Anggota : Dinda Salsabila, A.Md
: Vina Meisiana, S.E

3. Alamat pelaksana : Jln. Pahlawan No 14 Bukittinggi Sumatera barat
4. Sasaran : Pamong Belajar Kab Agam
5. Pelaksanaan
a. Tanggal : 5 – 19 Juli 2010
b. Lama : 14 Hari
c. Tempat : Balai Diklat Agam
d. Persiapan/Pengarahan : - Juklis/Pedoman
: - Tata Tertib
: - Perlengkapan Peserta
6. Peserta
a. Jumlah : 17 Orang
b. Jenis Kelamin : Pr : 7 Orang
: Lk : 10 Orang
c. Usia/Umur : Tertinggi : 45 Thn
: Terendah : 23 Thn
: Rata-rata : 30 Thn
d. Pendidikan : SMU/MA: -
: D3 : 2 Orang
: S1 : 15 Orang
7. Kurikulum
a. Jumlah Jam Pel 1 hari : 8 jampel
b. Jumlah Jam Pel Keseluruhan : 14 x 8 = 112 Jampel
c. Waktu Belajar : Pagi – Sore
d. Metode pembelajaran : Diskusi
: Ceramah
: Observasi Lapangan
: Praktek
8. Tenaga Kependidikan
a. Widyaiswara : 2 Orang
b. Widyaiswara Luar Biasa : -
c. Pengelola Lembaga : 3 Orang
d. Tenaga Professional Diklat : 5 Orang
9. Ujian
a. Frekuensi Ujian : 1 Kali
b. Pre Test : Ada
c. Post Test : Ada
10. Sarana dan prasarana
1. Akomodasi (asrama)
• Peserta : diasramakan
• Kamar tidur : memadai
2. Ruang belajar (kelas)
• Luas
• Tata meja belajar : model huruf U
• Alat bantu latihan dalam ruang kelas
1) Papan tulis : 2 buah
2) OHP : 1 buah
3) Flip chart : 2 buah
4) Tape recorder : 1 buah
5) Sound system : 1 buah
6) Wireless : 1 buah

3. Ruang makan
Luas ruang makan : 120 M2
4. Ruang diskusi
Ruang diskusi : ada
Luas ruang diskusi :120 M2
5. Sarana olah raga : ada

11. Pembiayaan dan Penggunaan Dana
a. Sumber Dana
APBD Rp. 2.500.000
Dinas Pendidikan Rp. 5.000.000
SKB SUMBAR Rp. 1.000.000
Diknas Padang Rp. 2.500.000
Total Rp. 11.000.000

b. Kegunaan Dana
Modul 27 Buah @ Rp 30.000 : Rp. 810.000
Gaji Tutor/widyaiswara 8 Orang : Rp. 4.000.000
Peralatan Diklat : Rp. 3.000.000
Akomodasi Diklat : Rp. 2.000.000
Lain-lain : Rp. 1.000.000

Sisa : Rp. 190.000























KURRIKULUM
PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pamong Belajar dalam Usaha Mengurangi Anak Putus Sekolah


A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Menciptakan Pamong Belajar yang berkompetensi dan memiliki kepribadian froffessional terhadap pekerjaannya.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Adapun Tujuan Instruksinal khusus dari pada pelatihan ini adalah:
1. Menciptakan pamong belajar yang memiliki kualitas dan kompetensi sebagai tenaga pendidik secara baik.
2. Menciptakan pamong belajar yang memiliki etos kerja yang tinggi
3. Menciptakan pamong belajar yang mampu memotivasi warga belajar secara baik agar mau terus belajar guna mengurangi masalah putus sekolah
C. MATERI DIKLAT DAN SUB MATERI

No Materi diklat Sinopsisi materi Jamlat Metode Media
1 Mengetahui defenisi Pamong belajar - Mengidentifikasikan defenisi pamong belajar
- Menguraikan tugas dan fungsi pamong belajar
- Menguraikan prinsip-prinsip pamong belajar 3x8 jam= 24 jam ceramah, tugas individu, diskusi. LCD, Spidol, Whiteboard
2 Memahami teori- teori motivasi - Mendeskripsikan teori-teori motivasi para ahli
- Menguraikan teori motivasi pamong belajar
- Menganalisa kebutuhan warga belajar. 3x8 jam= 24 jam ceramah, tugas individu, diskusi. LCD, Spidol, Whiteboard
3 Menganalisa teori warga belajar - Mendeskripsikan teori belajar warga belajar
- Menerapkan teori belajar warga belajar
2x8 jam= 16 jam ceramah, tugas individu, diskusi, praktek lapangan LCD, Spidol, Whiteboard
4 Menerapkan teori motivasi - Mengaplikasikan teori motivasi pamong belajar kepada warga belajar 5x8 jam= 40 jam ceramah, tugas individu, diskusi, praktek lapangan LCD, Spidol, Whiteboard
5 Evaluasi - Mengevaluasi cara pamong belajar memotivasi warga belajar. 1x8 jam = 8 jam
Total jam pel 112 jam











PRE TEST DAN POST TEST
Pendidikan dan Pelatihan
a. Apakah diklat yang di berikan mampu meningkatkan kualitas pamong belajar dalam memotivasi warga belajar?
b. Apakah diklat yang di berikan sesuai dengan tujuan diklat?

Pembelajaran Diklat
a. Apakah pembelajaran yang di sampaikan sesuai dengan kebutuhan sasaran diklat ?
b. Apakah pembelajaran yang disampaikan dapat meningkatkan kualitas metode belajar seorang pamong belajar ?
c. Apakah metode yang di sampaikan dapat meningkatkan cara pamong belajar memotivasi warga belajar?
Evaluasi
a. Apakah diklat yang diberikan mampu mengurangi angka putus sekolah?
b. Apakah diklat yang di berikan mampu membuat warga belajar mau belajar kembali?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar