Senin, 13 Juni 2011

pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
Sumber daya alam yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar peranan dan fungsinya sebagai sumber yang dapat membantu proses kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik. Dalam pemanfaatan sumber daya alam, diperlukan sumber daya manusia yang unggul supaya pemanfaatan sumber daya alam tidak menyimpang dari yang seharusnya.
Dalam hal ini, pendidikan mempunyai peranan penting untuk mengelola dan meningkatkan sumber daya manusia. Jalur pendidikan nasional terbagi menjadi tiga yaitu, pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal, ketiganya ini merupakan tri pusat pendidikan yang saling bahu-membahu, bantu-membantu meningkatkan kualitas manusia itu sendiri.
Pendidikan non formal sebagai salah satu jalur pendidikan nasional yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas mencoba mewujudkan hal tersebut. Fungsi dari pendidikan non formal adalah setiap usaha yang dilakukan dengan sadar, sengaja, teratur, dan terencana untuk tujuan membantu warga dalam mengembangkan dirinya sehingga terwujudnya manusia yang gemar belajar, dalam upaya membantu pelayanan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa yang termasuk dalam satuan pendidikan luar sekolah yaitu, lembaga kursus, lembaga pelatihan (life skill), pusat kegiatan masyarakat, majlis taklim, taman bacaan masyarakat, pendidikan anak usia dini, dan satuan pendidikan sejenis yang kesemuanya itu berfungsi meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, bisa dilihat perusahaan mebel/furniture di Kabupaten Agam saat ini jumlahnya sudah membanjir. Produksinya seperti tempat tidur, lemari, sofa, meja dan lain-lain berbahan dasar kayu. Dalam pengolahannya menyisakan limbah serbuk gergaji. Limbah serbuk gergaji ini dibiarkan menumpuk dalam jumah ribuan kubik. Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah, dengan dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat seperti memanfaatkan limbah serbuk gergaji tersebut sebagai media tanam jamur tiram putih.
Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah. Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
Namun dalam memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih, masyarakat Dusun Lima Suku mempunyai kesulitan, karena masyarakat dusun ini tidak memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan dibidang ini. Melihat fenomena tersebut, maka penulis sebagai agent of change tergerak untuk mengadakan pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih.

B. RUMUSAN MASALAH
Masyarakat Dusun Lima Suku Nagari Sungai puar memiliki 3 masalah yang patut diselesaikan. Diantaranya sebagai berikut:
A. Adanya limbah gergaji yang tidak dimanfaatkan sebaik mungkin
Limbah gergaji yang selama ini dianggap sebagai sampah yang tidak bisa dipakai lagi, dibiarkan menumpuk dan membusuk. Sehingga berdampak negative terhadap lingkungan sekitar. Sebab terjadinya paradigma ini adalah karena:
1. Masyarakat setempat tidak memiliki keterampilan dan keahlian yang cukup untuk mengolah limbah serbuk gergaji tersebut menjadi media tanam jamur tiram putih.
2. Masyarakat setempat tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang usaha budidaya jamur tiram yang menguntungkan.
3. Masyarakat setempat tidak memiliki contoh figure pengusaha jamur tiram putih yang telah sukses.
Jika hal ini dibiarkan akan mendatangkan masalah baru seperti:
1. Limbah serbuk gergaji yang dibiarkan menumpuk akan membusuk dan mengundang mikroba atau bakteri berbahaya berkembang biak disana, sehingga secara tidak langsung mikroba atau bakteri tersebut akan menyebarkan penyakit menular kepada masyarakat setempat.
2. Limbah serbuk gergaji yang dibiarkan menumpuk akan membusuk akan menganggu keindahan pemandangan Dusun Lima Suku
Solusi untuk masalah ini adalah dengan memberikan Keterampilan ini tentu akan menambah pendapatan masyarakat setempat, karena hasil olahan dari serbuk gergaji tersebut bisa dijual dengan harga yang relative mahal. Sehingga dapat membuka peluang bisnis yang baru dan tentunya lebih menggiurkan.
B. Adanya perilaku menyimpang siswa SMA kepada siswa SMP dan SD Banu Hampu Sungai Puar.
Lokasi sekolah SMA, SMP dan SD Banu Hampu Sungai Puar bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh tembok kecik setinggi lutut orang dewasa. Jika saat jam istirahat pelajaran berlangsung siswa-siswa SMA banyak yang berkeliaran di lingkungan sekolah SD dan SMP. Siswa SMA yang berkeliaran itu, tidak segan-segan meminta uang dan makanan kepada siswa SD dan SMP secara paksa, bahkan tak jarang siswa SD dan SMP yang menangis dibuatnya.
Jika hal ini dibiarkan, tentu akan membuat kondisi perkembangan psikologis siswa SMP dan SD menjadi terganggu, bahkan tak jarang siswa SD dan SMP yang lebih memilih kabur pulang jika sedang diganggu oleh siswa SMA. Solusi untuk masalah ini adalah pemberian pembinaan emosional siswa SMA agar tidak lagi bertindak semena-mena terhadap yang lebih kecil darinya.
C. Adanya kalangan masyarakat yang tidak melek huruf, terutama kalangan lansia.
Mayoritas lansia didusun ini, tidak melek huruf atau tidak bisa baca tulis jug abaca al-qur’an. Kalangan lansia yang tidak pandai baca-tulis membuat masyarakat dusun ini semakin ketinggalan dari masyarakat dusun lainnya. Lansia yang tidak pandai baca tulis dikarenakan pada masa mudanya belum pernah mengenyam bangku pendidikan.
Jika hal ini dibiarkan tentu akan berdampak pada lansia itu sendiri, misalnya lansia akan mengalami kesulitan membaca surat dari cucu dan sanak saudaranya yang jauh diperantauan, mudah ditipu orang, tidak bisa baca al-qur’an tiap harinya dan masih banyak kerugian lain yang dirasakan. Solusi untuk masalah ini adalah pemberian keterampilan keaksaraan fungsional pada kaum lansia secara berkesinambungan.

C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang di analisa diatas, maka penulis memilih masalah pada point pertama yaitu adanya limbah serbuk gergaji yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sebaik mungkin. Sehingga perlu diberikan keterampilan pengolahan serbuk limbah gergaji menjadi media tanam jamur tiram putih yang memiliki banyak manfaat dan kandungan gizi.
.
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan analisa permasalahan diatas, maka penulis memberikan alternatif pemecahan permasalahan, sebagai berikut:
1. Pemberian penyuluhan tentang manfaat pandai mengolah limbah serbuk gergaji
2. Pemberian pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih.
3. Pemberian gambaran prospek usaha budidaya jamur tiram putih.
Banyak alasan mengapa budidaya jamur tiram yang menjadi pilihan dalam program pelatihan keterampilan ini yaitu:
1. Bahan baku jamur mudah didapatkan dan harganya sangat murah, bahkan bisa mengambil serbuk gergaji yang terbuang tanpa harus membeli.
2. Biaya pembuatannya murah
3. Proses pembuatan dan perawatannya sangat mudah
4. Kebutuhan pasar local akan kebutuhan jamur tiram ini masih sangat tinggi dengan harga jual yang tinggi
5. Produk ini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan variasi olahan yang banyak.
Dalam penelitian oleh Yayasan AGBI Sukabumi dan Dinas Pertanian (1995) ditemukan bahwa kadar protein jamur tiram putih mencapai 27%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, lemak 1,6% dan kalori sebesar 265 kkal. Kandungan gizi tersebut sebenarnya cukup untuk menggambarkan betapa baiknya komposisi jamur tiram sebagai satu jenis makanan organic. Sehingga pakar kesehatan banyak yang menganjurkan masyarakat agar terbiasa mengkonsumsi jamur tiram ini. Selain alasan teknis tersebut, alasan social yang mendasari program ini adalah sebagai sarana pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

E. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
A. Faktor Pendukung
Factor pendukung program pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya bahan baku limbah serbuk gergaji yang berlimpah dan mudah didapatkan.
2. Lokasi Dusun Lima Suku yang berada di kaki gunung merapi mempunyai suhu sekitar 24-28oC, kondisi ini dapat membantu tumbuhnya jamur dengan subur dan baik.
3. Adanya antusiasme yang tinggi dari warga belajar dan masyarakat setempat
4. Adanya dukungan dari wali nagari sungai puar berserta jajarannya
5. Tersedianya tempat belajar yang layak digunakan sebagai tempat penyimpanan baglog (media tanam jamur tiram putih)
6. Adanya sarana dan prasana yang menunjang
7. Tersedianya sumber belajar
8. Tersedianya dana belajar
B. Factor penghambat
1. Membutuhkan ketelitian, keuletan dan kesabaran sumber belajar serta warga belajar
2. Membutuhkan waktu pelatihan yang lama
3. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit

F. TUJUAN PROGRAM
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih, sehingga keterampilan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
b. Tujuan khusus
1. Warga belajar dapat mengetahui cara memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih
2. Warga belajar dapat mengenal jenis dan alat yang dipergunakan dalam pelatihan ini
3. Warga belajar dapat mengetahui setiap langkah cara mengolah serbuk gergaji menjadi media tanam jamur tiram putih secara mendetail
4. Warga belajar dapat memanen jamur tiram putih yang baik dan bergizi
5. Warga belajar dapat mengetahui cara pemberantasan hama penyakit pada baglog (media tanam jamur tiram putih)
6. Warga belajar dapat mengetahui manfaat dan kandungan gizi dari jamur tiram putih tersebut
7. Warga belajar mempunyai keterampilan yang berdaya guna dan dapat dimanfaatkan sebagai mata pencaharian yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup.

BAB II
AKTIFITAS PENGEMBANGAN PROGRAM
A. PENGERTIAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)
Kecakapan hidup (Life Skill) yaitu kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Dengan bekal kecakapan hidup yang baik, diharapkan masyarakat akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya. Sehingga dapat membantu problema pemerintah dalam upaya mengeyaskan kemiskinan dan pengangguran.
Untuk mewujudkan hal ini, perlu diterapkan prinsip pendidikan berbasis luas yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau vokasional semata, tetapi juga memberikan bekal learning how to learn sekaligus learning how to unlearn, tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupan sehari-hari (Bently, 2000).
Permasalahan yang terjadi pada masyarakat Dusun Lima Suku Nagari Sungai Puar adalah ketidakmampuan mengolah limbah serbuk gergaji yang berserakan dan di buang begitu saja. Padahal serbuk limbah gergaji yang dibuang percuma tersebut, dapat dimanfatkan sebagai media tanam jamur tiram putih. Untuk itu, perlu diadakan pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih dengan media tanam serbuk gergaji.

B. PERENCANAAN PROGRAM
A. Nama Program
Nama program ini adalah pelatihan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih di Dusun Lima Suku Nagari Sungai Puar Kecamatan Banu Hampu Kabupaten Agam
B. Sasaran Program
Adapun yang menjadi sasaran program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini berjumlah 12 orang berasal masyarakat Sungai Puar dan masyarakat Dusun Lima Suku. Dengan latar belakang yang berbeda-beda dan lebih ditekankan pada pemuda setempat yang belum memiliki lapangan pekerjaan tetap, seperti terlampir pada tabel berikut ini.
No Nama Latar belakang Keterangan
1 Ahmad Lulusan SMP Tukang ojek
2 Eko Lulusan SMA Tukang ojek
3 Syafril Lulusan SD Supir angkot
4 Anto Lulusan SD pengangguran
5 Ilham Lulusan SMP pengangguran
6 Fadli Lulusan SMP pengangguran
7 Veri DO pengangguran
8 Upik Ibu Rumah Tangga pengangguran
9 Nurlaela Lulusan MTS pengangguran
10 Fitri Lulusan SMP pengangguran
11 Sari Lulusan SMA pengangguran
12 Ros Ibu Rumah Tangga pengangguran

C. Sumber Belajar
Adapun sumber belajar program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini ada 2 orang yang berkompoten dibidangnya masing-masing, yaitu:
1. Drs. Refaldi Rustam, S.P
Ahli di bidang pertanian
2. Retno Pratama, S.E
Wiraswastawan jamur tiram putih yang telah sukses
D. Materi Pelatihan
Materi yang akan diberikan pada program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah:
A. Proses awal
1. Penyiapan sarana
- Menyiapkan ruang penyimpanan serbuk gergaji
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan serbuk gergaji yang baru diambil dari pabrik pengolahan kayu, bangunannya bisa terbuat dari tiang bambu yang beratapkan rumbiadan beralaskan tanah dengan luas sesuai kebutuhan.
- Menyiapkan ruang pengayakan, pengadukan, fermentasi dan pengisian baglog
Ruangan terbuat dari rangka bambu dan atap rumbia dan berfungsi mengolah serbuk gergaji dari mulai pengayakan atau pemisahan serbuk yang kasar dengan yang halus yang digunakan untuk media tanam, juga digunakan untuk mengaduk berbagai macam bahan yang digunakan sebagai media jamur, sekaligus berfungsi sebagai ruang fermentasi sebelum masuk kedalam baglog (media tanam jamur yang terbuat dari serbuk gergaji yang dipadatkan dan telah diberi nutrisi)
- Menyiapkan ruang penanaman
Ruangan yang juga terbuat dari rangka bambu dan atap rumbia berfungsi sebagai tempat penanaman. Ruangan ini harus tertutup agar menghindari kemungkinan jamur terkontaminasi dengan mikroba lain
- Menyiapkan ruang pembesaran
Ruangan terbuat dari rangka bambu dan atap rumbia, didalamnya hanya ada rak-rak yang terbuat dari reng bambu, ruangan ini berfungsi sebagai tempat untuk menumbuhkan dan membesarkan jamur sampai siap panen.
2. Penyiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah:
- Tungku rebus
- Drum untuk merebus
- Smawar lengkap dengan selangnya
- Jerigen
- Lampu spiritus
- Pinset
- Plastic untuk log ukuran 18x30 cm tebal 0,4 mm
- Cincin ¾ inci dari bahan paralon
- Korek api
- Kertas Koran
- Karet gelang
- Plastic terpal
Adapun bahan yang diperlukan dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah:
- Bibit jamur
- Alcohol
- Spirtus
- Air untuk merebus
- Serbuk gergaji
- Dedak
- Kapur
- Gypsum
B. Proses pembuatan
Sebelum ditanam bibit, bahan-bahan media tanam tersebut di komposkan terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
3. Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan
selama 5 hari.
4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu
sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.
C. Proses Pembungkusan
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.
D. Proses Sterilisari
Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi dengan uap ini dilakukan selama 6 – 8 jam pada suhu 90 – 95 C.
E. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )
Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan media dalam polibek. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek dimasukan potongan pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran dan diikat dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari 24 jam setelah proses sterlisasi.
F. Pemeliharaan dan Inkubasi
Polibek yang telah di inokulasi ditempatkan pada rak-rak yang telah disediakan. Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan jamur yaitu 24 – 28 C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong palstik sehingga warnanya putih padat.
G. Pembukaan Polibek
Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan udara sebanyak-banyaknya.
H. Pemanenan Jamur
Setelah 1 minggu dari pembukaan, jamur biasanya akan terbentuk tubuh / rumpun jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari ”singit”/ bakal jamur sampai panen sekitar 3 hari.
I. Perawatan Media Polibek
Setiap polibek yang telah ditumbuhi miselium dapat tumbuh jamur berkali- kali, sampai 4 – 6 kali panen. Pemanenan ini dapat berlangsung selama 2 – 3 bulan dengan hasil total 75% dari berat serbuk gergaji kering untuk substratnya. Agar media tumbuh jamur berkali-kali maka perlu pemeliharaan. Adapun pemeliharaannya adalah sebagai berikut :
1. Media polibek yang telah tumbuh jamur sekali, permukaan bekas tumbuh jamur dikeruk atau dipotong 0,5 – 1 cm. Kemudian disuntikkan kedalamnya larutan vitamin B kompleks sekitar 30 cc (2 butir Vit. B komplek dilarutkan dalam 1,5 liter air bersih).
2. Setiap pagi dan sore permukaan media polibek disemprot dengan air bersih, jangan sampai terlihat kering permukaannya.
3. Untuk media polibek yang telah tumbuh jamur kedua, ketiga dan seterusnya diperlakukan sama dengan point 1 dan 2, hanya saja jumlah vitamin B kompleks yang disuntikkan semakin berkurang sebanding dengan berkurangnya media yang dipotong/dibuang.
J. Pemberatantasan Penyakit
Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.
E. Waktu Pelatihan
Adapun waktu pelatihan yang diperlukan dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah tiap 2 hari dalam seminggu, di lakukan dalam 4 bulan pelatihan yang berkelanjutan, dimulai dari tanggal 3 Februari 2011 - 27 Mei 2011 rinciannya adalah sebagai berikut:
Hari : Kamis, Jum’at
Jam : 14.00 – 18.00
F. Tempat
Adapun tempat latihan dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah di Gedung TPA/TPSA lama yang sudah tidak terpakai tetapi masih layak dipakai terletak tepat di sebelah mesjid raya lima suku sungai puar.


G. Dana
A. Dana Masuk
Dana masuk yang diperlukan dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini berasal dari:
1. APBD : Rp. 3.000.000,-
2. Sponsor : Rp. 1.500.000,-
3. Sumbangan warga : Rp. 1.000.000,-
4. Sumbangan per orang Rp 50.000 : Rp. 600.000,-
Grand total : Rp. 6.100.000,-
B. Dana Keluar
No Keterangan Volume @ Jumlah
1 Rak ukuran 1x 0,5 m2 3 buah 150.000 450.000,-
2 Perlatan sprayer 1 paket 50.000 50.000,-
3 Baglog 100 bh 3000 300.000,-
4 Plastik bungkus ukuran 25 x 40 1 kg 50.000 50.000,-
5 Drum untuk merebus 1 bh 75.000 75.000,-
6 Smawar lengkap dengan selangnya 1 paket 150.000 150.000,-
7 Jerigen 5 buah 15.000 75.000,-
8 Cincin ¾ inci dari bahan paralon 100 buah 2.000 200.000,-
9 Bibit jamur 5 kg 80.000 400.000,-
10 Alcohol 4 liter 100.000 400.000,-
11 Spirtus 5 liter 100.000 500.000,-
12 Serbuk gergaji 50 karung 5.000 250.000,-
13 Dedak 3 karung 30.000 90.000,-
14 Kapur 3 karung 50.000 150.000,-
15 Gypsum 2 karung 30.000 60.000,-
16 Intensif instructor 2 orang 1.000.000 2.000.000,-
TOTAL 5.200.000,-
SISA DANA 900.000,-
H. Metode
Dalam program ini digunakan metode ceramah, yanya jawab. demonstrasi, dan praktek langsung
I. Sarana dan prasarana
Dalam program ini sarana dan prasarana yang digunakan adalah tempat belajar, rak-rak penyimpanan baglog, spidol, whiteboard, buku panduan, buku tulis, dan pena.
J. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama proses pelaksanaan sampai akhir hasil pelatihan oleh instruktur dan pengelola program adalah sebagai berikut:
1. Jumlah proporsi pupuk TSP, kapur, gips dan bibit harus sesuai dengan takaran yang telah ditentukan
2. Cara membungkus baglog harus seperti yang telah dicontohkan
3. Suhu dan temperature harus stabil pada saat proses sterilisasi berlangsung
4. Teknik penanaman bibit pada baglog yang telah diberi pupuk harus secara merata agar pertumbuhan jamur pun bisa baik dan merata
5. Perawatan dan pemeliharaan baglog setelah dipanen, agar bisa digunakan untuk 2-3 kali panen berikutnya
6. Proses pemberantasan hama penyakit agar pada baglog tidak tumbuh mikroba dan bakteri lain yang tidak diperlukan.
7. Setelah dilakukan pelatihan ini, diharapkan warga belajar mampu mendirikan usaha budidaya jamur tiram putih secara mandiri
K. Ragi
Pemberian ragi belajar kepada warga belajar pelatihan keterampilan jamur tiram puith ini berupa sertifikat penghargaan yang dapat digunakan sebagai bukti telah melaksanakan pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih.
L. Sturuktur Kepanitian
Adapun sturuktur kepanitian dalam program pelatihan keterampilan memanfatkan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih ini adalah:
Ketua Pelaksana : Sherly
Sekretaris : Vina Meisiana
Bendahara : Shofa Anzalnia
Sie Kestari : Lia Subarina
: Muhammad Yogie Sutrisno
Sie Perlengkapan : Rian Indra Gunawan
: Arief Gunawan
Sie Dokumentasi : Dedi Iskandar
: Dedeh Kusmiati
















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Program pelatihan budidaya jamur tiram putih adalah salah satu program yang bertujuan untuk memberikan keterampilan memanfaatkan limbah serbuk gergaji menjadi media tanam jamur tiram putih, yang kemudian bisa dijadikan mata pencaharian guna peningkatan taraf perekonomian masyarakat Dusun Lima Suku Nagari Sungai Puar dan secara tidak langsung dapat membantu pemerintah mengurangi angka pengagguran dan kemiskinan.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan pada program pelatihan budidaya jamur tiram putih ini adalah sebagai berikut:
1. Agar hasil yang diharapkan bisa maksimal, maka pada saat pelatihan diperlukan ketelitian dan keseriusan warga belajar agar jamur yang dipanen adalah jamur yang terbaik dan bergizi, karena jika salah sedikit saja makan akan berpengaruh pada jamur yang dihasilkan
2. Agar media tanam bisa dimanfaatkan dengan baik, maka pemeliharaan baglog dari mikroba dan bakteri yang merugikan perlu dilakukan dengan cara menyempt\rotkan vitamin B kompleks pada baglog tersebut










DAFTAR PUSTAKA

Pradnyamitha. 2008. Jamur tiram makanan para dewa. [terhubung berkala]. http://bayivegetarian.com/?tag=jamur-tiram [diakses tanggal 6 januari 2011].
Sudjana,D(2004). Pendidikan non formal. Bandung.Falah production.
Winarni R, Rahayu U. 2002. Pengaruh formulasi media tanam dengan bahan dasar sebuk gergaji terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). [terhubung berkala]. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/pdf/70032.pdf [diakses tanggal 13 januari 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar